Benarkah Minum Kopi Mengurangi Kantuk?


Kopi

Ada pameo bahwa secangkir kopi biasa menjadi penawar kantuk dan dipercaya membuat kita tetap fresh.Kopi sebagai pembangkit stamina. Mekanisme kerja kafein dalam tubuh adalah menyaingi fungsi adenosin (salah satu senyawa yang dalam sel otak bisa membuat orang cepat tertidur). Dimana kafein itu tidak memperlambat gerak sel-sel tubuh, melainkan kafein akan membalikkan semua kerja adenosin sehingga tubuh tidak lagi mengantuk, tetapi muncul perasaan segar, sedikit gembira, mata terbuka lebar, jantung berdetak lebih kencang, tekanan darah naik, otot-otot berkontraksi dan hati akan melepas gula ke aliran darah yang akan membentuk energi ekstra.

Itulah sebabnya berbagai jenis minuman pembangkit stamina umumnya mengandung kafein sebagai bahan utamanya. Pakar neuroscience menunjukkan waktu terbaik untuk minum kopi adalah di pagi hari. Seperti dilansir DailyNews, Senin (11/11/2013), Steven Miller dari Uniformed Services University di Bethesda mengatakan, ada hubungan antara cara kafein berinteraksi dengan hormon yang dikenal sebagai kortisol. Kortisol berfungsi untuk mengontrol jam biologis tubuh dan menyebabkan orang merasa terjaga.

Produksi kortisol yang berhubungan dengan kewaspadaan seseorang mencapai puncaknya antara pukul 08.00 dan 09.00 pagi, kemudian akan meningkat lagi pada pukul 13.00, 17.30, serta 18.30. ”Kopi Anda mungkin akan paling efektif jika Anda menikmatinya antara 09.30 dan 11.30, ketika tingkat kortisol jatuh sebelum lonjakan berikutnya,” tulis Miller.

Miller berpendapat bahwa selama penurunan tingkat kortisol, orang akan mendapatkan manfaat besar dari kafein dalam kopi dimana memberikan dorongan pada mereka karena hal ini bisa mendorong produksi kortisol ketika tingkat kortisol mereka mulai turun.

Menurutnya, seseorang bisa membangun toleransi terhadap kafein jika selalu minum secangkir kopi ketika tingkat kortisol tinggi atau dengan kata lain orang yang meminum kopi ketika tingkat kortisol mereka tinggi secara alami, mereka tak akan mendapatkan efek yang diinginkan.

“Salah satu prinsip utama farmakologi adalah menggunakan obat ketika dibutuhkan,” tulisnya. ”Jika tidak, kita dapat mengembangkan toleransi terhadap obat yang diberikan dalam dosis yang sama,” katanya.

 

Diterbitkan oleh Khaerul Muslim

Lecturer

Tinggalkan komentar